Padasiklus litik, kondisi awal sel inang adalah non-virulen. Sementara pada siklus lisogenik sel inang bersifat virulen. (memasuki daur litik) Pada saat kondisi lingkungan buruk, profage yang semula tenang dan tidak merusak akan menjadi aktif. Sama seperti daur litik, pada daur lisogenik DNA dan RNA dari sel inang kemudian digunakan Hai! Sebelumnya, kita telah membahas satu dari dua daur virus berkembang biak, lho! Yaitu dengan daur litik. Apakah kamu sudah membaca artikelnya? Nah, ternyata, masih ada satu daur perkembangbiakan virus lagi nih yang belum dibahas, yaitu daur lisogenik atau siklus lisogenik. Apakah ada persamaan diantara kedua daur perkembangbiakan virus? Simak artikel berikut ya! Tahukah kamu, di saat virus masuk ke dalam tubuh inang dan tidak dapat langsung dipecah, maka virus akan menggunakan daur lisogenik untuk berkembang biak? Dalam tahapannya, daur litik dan daur lisogenik juga mempunyai persamaan, lho. Tahapan Siklus Lisogenik Dalam dua tahap pertama perkembangbiakan virus, yaitu tahap absorbsi dan penetrasi, daur litik dan daur lisogenik melalui tahap yang sama. Dimana tahap absorbsi terjadi ketika virus menempel pada dinding sel inang dan dalam tahap penetrasi, virus memasukkan materi genetik kedalam tubuh inang. Nah, Tahap yang membedakan daur litik dan daur lisogenik adalah tahap penggabungan dan fase pembelahan. Tahap penggabungan terjadi ketika inang yang virus tempati cukup kuat sehingga virus tidak bisa mengambil alih kendali. Jadi, materi genetik dari virus akan bergabung dengan materi genetik inang dan membentuk profage. Selanjutnya sel inang mengalami fase pembelahan dan profage ikut membelah sehingga setiap sel inang mengandung profage. Selama sel inang kuat dan dalam kondisi yang menguntungkan, virus tetap berada dalam bentuk profage. Namun, bila sel inang lemah atau dalam keadaan yang tidak menguntungkan, seperti terkena radiasi ultraviolet, virus akan langsung memisahkan diri. Kemudian virus akan langsung menghancurkan materi genetik inang dan mengambil kendali, lalu proses yang terjadi sama dengan tahap sintesis pada daur litik. Fase pemisahan terjadi ketika sel bakteri sudah membelah dan siap melakukan penetrasi lebih lanjut ke dalam sel inang. Tahap sintesis, perakitan, dan tahap lisispun sama dengan tahap virus berkembang biak dalam tahap litik, lho. Dalam tahap sintesis, terjadi penghancuran DNA sel inang sehingga membuat sintesis DNA bakteri berhenti bekerja. Setelah DNA sel hancur, DNA bakteri kemudian digantikan oleh DNA/RNA virus. Hal tersebut yang membuat virus dapat mengendalikan kehidupan sel bakteri secara utuh. DNA/RNA kemudian membentuk komponen tubuh seperti ekor dan kapsid. Selanjutnya terjadi tahap perakitan virus dimana tubuh, kepala, ekor dan komponen virus menjadi satu virus yang utuh. Kapsid utuh juga akan diisi oleh DNA/RNA untuk mereprosuksi virus baru. Pada tahap ini, virus yang dihasilkan bisa mencapai 100-200 buah lho! Tahap yang terakhir adalah tahap lisis, dimana kerja enzim lisozim melubangi dinding sel inang dan membuat dinding sel mengalami perpecahan sehingga virus-virus baru dapat dilepaskan untuk melakukan replikasi ulang, seperti dalam tahap litik dalam daur litik. Gimana? Mudah bukan memahami bagaimana virus dapat berkembang biak! Mau dapatkan materi belajar yang seru dan lengkap untuk persiapan ulangan sekolah? Ayo daftar di ruangguru! Referensi Irnaningtyas. 2016. Biologi untuk SMA/MA Kelas X Kurikulum 2013. Jakarta Penerbit Erlangga. Sumber Foto Foto Daur Hidup Virus’ [daring], Tautan Artikel ini diperbarui pada 10 Desember 2020.
Dalamdaur litik, terdapat 7 fase atau tahap, yaitu face adsorbsi, fase injeksi, fase eklifase, fase sintesis, fase replikasi, fase perakitan dan fase lisis. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar siklus litik pada reproduksi bakteriofage berikut ini. 1. Fase Adsorbsi. Pada tahap adsorbsi, virus menempel pada permukaan dinding/membran sel inang.
Pengertain Daur Litik Disebut daur litik karena ketika pada fase pembebasan membran plasma bakteri akan lisis/pecah. Daur hidup litik terdiri dari fase adsorbsi penempelan, fase infeksi penetrasi, fase replikasi sintesis, fase perakitan pembebasan virus baru.dan fase lisis fase penghancuran inang. Fase ini dicirikan inang yang digunakan untuk reproduksi , mahkluk hidup sebagai inang yang diambilin proteinnya untuk membentuk kapsidnya , Mati terkapar kemudian di tinggalkan virus. Fase Daur Litik Fase-fase dalam Daur Litik adalah sebagai berikut Fase adsorpsi Fase ini adalah fase melekatnya virus pada membran plasma bakteri Fase penetrasi/injeksi Fase ini adalah fase virus merusak membran plasma bakteri dengan enzim lisozim yang setelah membran tersebut terhidrolisis/rusak barulah virus memasukan DNA/RNAnya kedalam tubuh inang. Fase sintesis Fase dimana terjadinya membentukan DNA/RNA baru virus oleh DNA dan RNA bakteri Fase replikasi Fase ini fase dimana terjadinya pembentukan selubung protein/kapsid. Fase Perakitan Fase ini terjadi perakitan fag-fag baru Fase pembebasan Setelah sejumlah fag-fag baru terbentuk kemudian membran plasma bakteri pecah dan virus-virus tersebut keluar kemudian berpencar dan menginfeksi organisme lainya. Proses-proses Pada Siklus Litik Siklus litik dianggap sebagai cara reproduksi virus yang utama karena menyangkut penghancuran sel inangnya. Siklus litik, secara umum mempunyai tiga tahap yaitu adsorbsi & penetrasi, replikasi biosintesis dan lisis. Setiap siklus litik dalam prosesnya membutuhkan waktu dari 10-60 menit Definisi Daur Lisogenik Ada daur ini membran plasma tidak mengalami lisis,tetapi setelah daur ini selesai dilanjutkan lagi ke daur litik. Daur hidup lisogenik terdiri dari fase adsorbsi penempelan, fase infeksi penetrasi, fase pengabungan dan fase Fase dicirikan inang yang digunakan untuk reproduksi , mahkluk hidup sebagai inang tetap hidup karena sel inang tetap kuat , antibody untuk melawan antigen virus kuat sehingga virus hanya membentuk Profage penyatuan DNA virus dan DNA inang Sel Inang masih melanjutkan aktivitasnya dengan baik , mampu juga membelah diri , namun Profage masih berada di dalam tubuh inang yang Fase ini bisa berubah menjadi Litik ketika Profage mulai berulah , berulah karena sel inang daya antibody melemah sehingga terjadi penghancuran yang sama seperti litik yang berakhir dengan kematian Juga Fase-fase dalam Daur Lisogenik adalah sebagai berikut Fase Adsorpsi Pada fase ini terjadi pelekatan virus pada membran plasma bakteri. Fase Penetrasi/injeksi Fase pemasukan DNA/RNA virus pada bakteri. Fase Penggabungan Pada fase ini DNA/RNA virus bergabung dengan DNA dan RNA bakteri Fase Replikasi Pada fase ini terjadi pembentukan kapsid/selubung protein virus. Setelah fase replikasi diatas berarti daur lisogenik telah selesai kemudian dilanjutkan ke fase-fase yang terdapat pada daur litik seperti Fase Perakitan Kemudian pada fase ini terjadi perakitan fag-fag baru yang sudah sempurna Fase pembebasan Fase ini adalah fase lisisnya membran bakteri dan keluarnya fag-fag baru yang telah terbentuk ke udara. Gambar Perbedaan Daur Litik dan Lisogenik Struktur Virus Kepala Bagian kepala dibungkus oleh selubung protein yang disebut kapsid, sebagai pemberi bentuk tubuh virus dan melindungi asam nukleat. Kapsid berupa selubung yang terdiri dari monomer identik kapsomer yang masing-masing terdiri rantai polipeptida.. Pada kepada terdapat juga nukleokapsid yang merupakn gabungan dari asam nukleat dan kapsid. Isi tubuh Tubuh virus tersusun atas materi genetik berupa DNA atau RNA saja. Di dalam tubuh, virus tidak memiliki organel-organel sel seperti mitokondria, ribosom dan lain-lainnya. Satu rangkaian asam nukleat mengandung sampai nukleotida. DNA dan RNA adalah substansi genetik yang membawa kode pewarisan sifat virus. Asam nukleat pada virus dapat beruntai tunggal atau beruntai ganda.. Struktur asam nukleat dapat linier atau sirkuler. Ekor Ekor merupakan alat untuk kontak ke tubuh organisme yang diserangnya. Ekor terdiri atas selubung ekor yang dilengkapi dengan serabut-serabut/benang-benang. Selubung ekor berfungsi sebagai penginfeksi dan serabut-serabut ekor terdapat di dasar selubung ekor berfungsi sebagai penerima rangsang. Enzim Virus Telah dikatakan sebelumnya bahwa partikel virus tidak melakukan metabolisme sendiri. Namun beberapa virus memiliki enzim yang berperan dalam siklus infeksi. Sebagai contoh, banyak virus yang memiliki asam nukleat polimerase yang mentranskripsi asam nukleat virus kedalam mesengger RNA pada saat siklus infeksi dimulai. Retrovirus memiliki enzim reverse transkriptase yang berfungsi untuk menstanskripsikan RNA ke DNA intermediat. Enzim neuramidase yang dimiliki oleh virus influenza berfungsi untuk memecah ikatan glikosida dari glikoprotein dan glikolipid yang terkandung dalam jaringan ikat, enzim ini bekerja pada saat lisis/pelepasan. T4 bakteriophage memiliki enzim lisosom yang berfungsi untuk melubangi dinding sel bakteri sehingga DNA virus dapatmasuk ke dalam sel yang diinfeksinya, dan enzim ini dihasilkan pula pada saat lisis. Demikianlah artikel dari mengenai Perbedaan Daur Litik dan Lisogenik Pengertian, Fase, Proses, Definisi, Gambar, Struktur, semoga artikel ini bermanfaat bagi anda semuanya.
TahapanSiklus Lisogenik. Dalam dua tahap pertama perkembangbiakan virus, yaitu tahap absorbsi dan penetrasi, daur litik dan daur lisogenik melalui tahap yang sama. Dimana tahap absorbsi terjadi ketika virus menempel pada dinding sel inang dan dalam tahap penetrasi, virus memasukkan materi genetik kedalam tubuh inang.

Daur litik berakhir dengan lisis pecah dan matinya sel induk sedangkan pada daur lisogenik sel induk masih tetap hidup Peleezar Nah untuk berkembangbiak mereka harus menginfeksi sel inang. Bagaimana kondisi sel inang pada saat daur litik dan lisogenik. Bila menginfeksi sel inang virus mengambil alih kekuasaan dan pengawasan sistem enzim sel inangnya dan mengarahkannya selaras dengan proses sintesis asam nukleat dan protein. Siklus lisogenik secara umum mempunyai tiga tahap yaitu adsorpsi dan penetrasi penyisipan gen virus dan. Pada kondisi tertentu profage dapat memisahkan diri dari kromosom inang dan segera memasuki siklus litik. Sedangkan melalui siklus lisogenik materi genetik virus akan menyatu dengan materi genetik sel inang sehingga ketika sel inang membelah materi. Pada siklus litik virus dengan cepat mengambil alih mesin inang dan memaksanya untuk membuat jutaan virus baru. Asam nukleat virus yang menginfeksi sel inang mereplikasi diri dalam sel sel bakteri dari satu generasi ke generasi yang lain. Pada titik ini siklus lisogenik dan litik menyimpang. Daur litik tidak dapat berubah ke daur. Tergantung pada kondisi lingkungan dan berbagai faktor lain ia dapat memutuskan yang mana dari yang ingin dipilih daur hidup litik atau lisogenik. Memiliki 5 tahapan yaitu. Segera setelah sel dihancurkan virus-virus baru hasil replikasi dapat mencari inang baru untuk diinfeksi. Setelah kondisi menjadi menguntungkan bagi virus untuk meninggalkan bakteri itu akan keluar dari siklus lisogenik dan memasuki siklus litik. Stres lingkungan seperti kelaparan atau paparan bahan kimia beracun dapat menyebabkan profag untuk cukai dan memasuki siklus litik. Virus tidak membelah diri secara biner sebagaimana pada sel organisme. Pada siklus litik fag bereplikasi dan melisiskan sel inang. Daur litik adalah siklus reproduksi atau replikasi genom virus yang pada akhirnya akan menyebabkan kematian bagi sel inang tempat virus hidup. Jadi jumlah virus akan semakin banyak seiring dengan pembelahan sel inang. Selain itu virus akan menggunakan protein yang terdapat pada sel inang untuk kemudian digunakan untuk menggandakan kapsid. Pada siklus lisogenik genom virus memasuki nukleus inang dan menjadi bagian dari genom inang. Adsorbsi injeksi sintesis perakitan litik. Tahapan siklus litik yaitu pelekatan penetrasi sintesis perakitan dan pecahnya sel inang lisis. Pada siklus lisogenik DNA fag dimasukkan ke dalam genom inang di mana ia diwariskan kepada generasi Perbedaan Daur Litik dan Lisogenik berikutnya. Terdapat dua macam cara reproduksi virus pada sel inang yaitu melalui siklus litik dan lisogenik. Yaitu dengan ditandai dengan melekatnya ekor virus pada dinding sel bakteri. Perbedaan daur litik dan lisogenik Replikasi Virus Pengertian Litik Lisogenik Proses Tahap Contoh Oleh samhis setiawan Diposting pada 15112020. Yaitu daur litik dan daur lisogenik. Akhirnya virus menyuntikkan genom ke dalam inang. Partikel virus diperbanyak melalui proses replikasi asam nukleat dan biosintesis protein pelengkap. Proses dari daur lisogenik adalah sebagai berikut. Dalam dua tahap pertama perkembangbiakan virus yaitu tahap absorbsi dan penetrasi daur litik dan daur lisogenik melalui tahap yang sama. Lisis terjadi pada saat virus-virus baru yang utuh telah terbentuk. Virus bakteriofag menginfeksi bakteri dengan menyuntikkan DNA ke dalam sitoplasma bakteri atau ruang cair di dalam dinding sel. Tahap penyisipan tersebut kemudian membentuk profag. Ada dua macam cara menginfeksi virus yakni fase litik dan fase lisogenetik. Pada siklus lisogenik atau tenang sel inang tidak segera mengalami litikpecah. Pada daur litik virus akan menghancurkan sel. Siklus lisogenik dalam virologi merupakan siklus reproduksi virus selain siklus litikTahapan dari siklus ini hampir sama dengan siklus litik perbedaannya yaitu sel inangnya tidak hancur tetapi disisipi oleh asam nukleat dari virus. Sama seperti daur litik pada daur lisogenik DNA dan RNA dari sel inang kemudian digunakan untuk menggandakan asam nukleat virus sebanyak mungkin. Dimana tahap absorbsi terjadi ketika virus menempel pada dinding sel inang dan dalam tahap penetrasi virus memasukkan materi genetik kedalam tubuh inang. Pada daur litik tidak terdapat fase penggabungan dan pembelahan. Fase adsobsi dalam daur lisogenik yaitu hampir sama dengan daur litik. Melalui siklus litik virus akan memperbanyak diri dalam sel inang dan menyebabkan sel tersebut lisis. Pada daur litik terdiri dari lima tahap sebagai berikut. Virus memiliki 2 komponen dasar DNA virus atau RNA dan lapisan protein. Jika pada daur litik akan melalui fase lisis yaitu merusak sel inang tanpa melalui fase penggabungan sedangkan pada daur lisogenik virus akan melalui fase penggabungan tanpa menyebabkan lisis pada sel inang. Virus ketika menginfeksi sel inang memiliki dua daur hidup yang memungkinkan untuk dapat bergerak. Daur lisogenik yaitu dengan cara virus tidak menghancurkan dari dinding sel bakteri. Tahapan Pada Daur Litik. Pd daur litik sel inang pecah karena sel inang tidak mampu menampung calon virus virus baru yang ingin keluar pd daur lisogenik sel inang tidak pecah karena dna virus menyatu dengan dna inang tapi pd saat imun sang inang lemah bisa terjadi daur litik. Pada siklus litik sel-sel bakteri pecah dan hancur setelah replikasi virus selesai. Perkembangbiakan virus atau replika virus yang kedua adalah daur lisogenik atau siklus lisogenik.

Selamasiklus litik, gen virus dengan cepat mengubah sel inang menjadi pabrik untuk replikasi virus. Setelah melepaskan virus-virus baru, sel akan mengalami lisis. Sedangkan pada siklus lisogenik, DNA virus masuk ke dalam sel inang, kemudian terjadi replikasi bersama-sama dengan kromosom inang. Pada siklus ini tidak terjadi lisis sel inang.
Sebagaimana yang telah dibahas pada artikel sebelumnya, virus memiliki beberapa ciri utama, salah satunya adalah tidak dapat hidup mandiri. Virus tidak dapat berkembang biak tanpa inang yang ditempatinya, mengapa bisa demikian? Pada dasarnya, virus berkembang biak dengan cara memanfaatkan sel dari organisme yang ditempatinya. Hal ini dilakukan dengan alasan virus memiliki struktur yang sangat sederhana sehingga untuk melengkapi bagian-bagian yang diperlukan dalam proses replikasinya, virus memanfaatkan bagian yang terdapat pada sel inangnya. Untuk dapat mereplikasi asam nukleat dan mensintesis protein selubungnya, virus membutuhkan protoplasma yang diambil dari sel inangnya, sebagai konsekuensinya, sel yang telah diambil protoplasmanya akan rusak. Setelah sel inangnya rusak dan berhasil mereplikasi dirinya, virus akan berpindah menuju sel yang lain, begitu seterusnya. Di luar sel inang, virus disebut sebagai partikel virus atau sering disebut sebagai proses replikasi virus, khususnya virus yang menyerang bakteri disebut bakteriofage atau bacteriophage, terdapat beberapa tahapan yang dilalui. Tahapan-tahapan itu membentuk suatu siklus / daur yang kemudian dibedakan menjadi dua macam, yaitu daur litik dan daur lisogenik itu daur litik bakteriofage dan bagaimana prosesnya? Daur litik terjadi ketika sel bakteri yang digunakan virus sebagai media inkubasi terlisis terurai atau pecah pada masa pembebasan virus-virus baru. Hal ini menyebabkan virus-virus baru yang baru tereplikasi, akan terus mencari sel baru untuk melanjutkan replikasi mereka. Daur litik 1 Penempelan/adsorbsi, 2 Injeksi, 3a Sintesis, 4a Perakitan, 5a Lisis. Daur Lisogenik 1 Penempelan/adsorbsi, 2 Injeksi, 3b Penggabungan, 4b Pembelahan, 5b Pemisahan memasuki daur litik Photo by Tentorku source Suly12 is licensed under Tahap Dalam Daur LitikAda kurang lebih 5 tahap dalam daur litik, yaitu [1][2][3]1. Tahap penempelan adsorbsi Pada tahap ini, virus akan menempel pada sel inang, dengan ikatan khusus antara kapsid protein virus dengan reseptor pada permukaan sel inang. Ikatan khusus ini membuat virus hanya dapat menempel pada inang tertentu, apabila tidak cocok maka virus tidak dapat menempel. Misalnya virus HIV hanya dapat menempel pada tipe leukosit tertentu, terutama CD4+. Pada kasus bakteriofage, virus mulai mengeluarkan enzim yang disebut lisozim yang digunakan untuk melubangi sel Tahap injeksi Pada tahapan ini, virus mulai memasukkan DNA atau RNA yang terkandung didalamnya, sedangkan selubung protein dari asam nukleat yang disebut kapsid tetap berada diluar sel. Setelah semua sel genetik berhasil masuk ke dalam sel inang, maka kapsid akan terlepas dari sel karena sudah tidak berguna lagi bagi virus tersebut. Tahap ini menurut beberapa referensi sering dibedakan menjadi dua, yaitu penetrasi dan adalah tahap di mana virus berusaha melubangi membran plasma sel inang dan dinding sel bila ada menggunakan enzim seperti lisozim pada bakteriofage. Pelepasan adalah tahap di mana virus melepaskan sepenuhnya DNA atau RNA dari kapsidnya agar dapat menginfeksi Tahap sintesis tahap pembentukan Setelah berhasil menginjeksi asam nukleat, bakteriofage tersebut menghasilkan enzim yang dikodekan dalam genomnya untuk menghentikan sintesis molekul bakteri protein, RNA, DNA. Setelah sintesis protein dan asam nukleat dari sel inang berhenti, virus akan mengambil alih proses metabolisme sel inang. DNA dan RNA dari sel inang kemudian digunakan untuk menggandakan asam nukleat virus sebanyak mungkin. Selain itu, virus akan menggunakan protein yang terdapat pada sel inang untuk kemudian digunakan untuk menggandakan Tahap perakitan Pada tahap perakitan, virus akan membentuk tubuh mereka. Pada tahapan ini, kapsid yang telah terbentuk pada tahap sintesis akan mulai diisi dengan asam nukleat yang telah tereplikasi sehingga menjadi virus yang Tahap lisis Setelah terbentuk virus-virus baru yang sempurna, maka induk virus akan mengeluarkan enzim lisozim untuk menghancurkan sel inang yang kemudian diikuti dengan pelepasan virus-virus baru. Virus-virus baru yang dilepaskan pada satu kali daur berkisar anatara 100 – 200 virus. Virus baru ini kemudian akan mencari sel lain untuk kemudian melanjutkan daur hidup beberapa jenis virus, pematangan pendewasaan terjadi setelah virus dilepaskan dari sel inang. Beberapa jenis virus juga dapat menjalani siklus litik tanpa melalui tahap lisis tanpa meledak keluar, tetapi dengan mengambil sebagian porsi membran sel inang, lalu keluar dengan budding tunas. Virus yang memiliki kemampuan ini biasanya merupakan virus tipe berselubung, seperti HIV dan itu daur lisogenik bakteriofage dan bagaimana prosesnya? Daur lisogenik dikenal juga dengan daur tenang. Pada fase lisogenik, virus akan membaur dengan sel inang bakteri dengan membentuk profage sehingga sel inang tidak terlisis rusak setelah akhir masa inkubasi virus. Dengan kata lain, replikasi virus akan mengikuti pembelahan reproduksi bakteri. Namun tidak jarang pula setelah beberapa kali menjalani daur lisogenik, daur lisogenik dapat berubah menjadi daur litik dan menjalani tahap lisis yang merusak. Dalam daur lisogenik, tahapan-tahapan yang dilalui virus lebih banyak bila dibanding dengan daur litik sebab pada daur lisogenik sempurna, akan melibatkan daur litik. Profage Photo by Asiela is licensed under Tahap Dalam Daur LisogenikAda kurang lebih 8 tahap dalam daur lisogenik sempurna, yaitu [4][5]1. Tahap adsorbsi Pada tahapan ini, sama dengan yang terjadi pada daur litik. Virus akan menempel pada sel inang dan melubanginya dengan enzim Tahap injeksi Tahap injeksi juga sama seperti yang terjadi pada daur litik, dimana virus mulai memasukkan asam nukleat ke dalam sel inang dan melepaskan kapsid sudah tidak Tahap penggabungan Pada tahap penggabungan, virus akan memutus ikatan asam nukleat yang dimiliki sel inang dan masuk kedalamnya untuk menghubungkan rantai itu lagi. Jadi pada tahapan ini, virus tidak mengambil alih asam nukleat sel inang, melainkan membaur untuk membentuk satu kesatuan yang disebut Tahap pembelahan Pada tahapan ini, asam nukleat virus yang telah tergabung dengan DNA sel inang menjadi profage. Profage hanya akan bereplikasi ketika asam nukleat sel inang bersintesis dan melakukan pembelahan. Profage ikut membelah ketika DNA bereplikasi, sehingga jumlah profage akan sama dengan jumlah DNA hasil replikasi sel cara ini, tentu saja virus tidak merusak sel inang, melainkan membaur menjadi satu dan mensubtitusi beberapa bagian asam nukleat sel inang. Reproduksi virus dilakukan bersamaan dengan reproduksi sel inang dimana sel inang akan mewariskan asam nukleat materi genetik virus pada proses reproduksi sel inang. Pada tahap ini virus dapat terus membelah mengikuti sel inang, atau memasuki daur Tahap pemisahan memasuki daur litik Pada saat kondisi lingkungan buruk, profage yang semula tenang dan tidak merusak akan menjadi aktif. Hal ini biasanya dipengaruhi oleh kedaaan lingkungan sekitar seperti radiasi ultraviolet misalnya. Profage yang aktif akan mulai memisahkan diri dari DNA sel inangnya, kemudian mulai mengambil alih perananan DNA dalam hal sintesis Tahap sintesis Sama seperti daur litik, pada daur lisogenik DNA dan RNA dari sel inang kemudian digunakan untuk menggandakan asam nukleat virus sebanyak mungkin. Selain itu, virus akan menggunakan protein yang terdapat pada sel inang untuk kemudian digunakan untuk menggandakan Tahap perakitan Sama seperti daur litik, pada daur lisogenik virus akan mulai merakit tubuh mereka. Selain itu virus juga akan mulai memasukkan asam nukleat DNA atau RNA ke dalam kapsid yang telah terbentuk. Setelah proses ini selesai, maka terbentuklah virus baru yang telah Tahap lisis Tahap lisis merupakan tahap akhir dari daur lisogenik sempurna, dimana virus-virus mulai dibebaskan dari sel inangnya secara eksplosif dengan menggunakan enzim lisozim yang digunakan untuk menghancurkan sel contributors, “Virus,” Wikipedia, The Free Encyclopedia, accessed December 10, 2015.Wikipedia contributors, “Lytic cycle,” Wikipedia, The Free Encyclopedia, accessed November 1, 2015.New World Encyclopedia contributors, “Lytic cycle,” New World Encyclopedia, accessed December 10, 2015.Wikipedia contributors, “Lysogenic cycle,” Wikipedia, The Free Encyclopedia, accessed November 1, 2015.Boundless, 2015, “The Lytic and Lysogenic Cycles of Bacteriophages,” Boundless Biology, accessed November 29, 2015.Kutip materi pelajaran iniKontributor Tentorku, 2015, diakses pada 27 May 2023.Materi pelajaran ini bukan yang Anda butuhkan?Anda bisa mengirimkan saran pada Tentorku di akun fb/twitter/google kami di dengan voting komentar terbanyak akan mendapatkan prioritas dibuatkan pembahasan.
3) Pada daur litik, nantinya sel inang akan mati. Sedangkan pada daur lisogenik sel inang akan tetap hidup dan tidak akan mati. 4.) Daur litik menghasilkan virus ganas (virulent). Sedangkan, replikasi daur lisogenik menghasilkan virus biasa saja. 5.) Daur litik mengalami tahap lisis atau penghancuran. Pada artikel ini, kamu akan belajar tentang replikasi virus dan mengetahui seperti apa tahapan-tahapan yang terjadi pada proses replikasi virus. — Sejak pandemi COVID-19 terjadi, informasi seputar virus terus menjadi perbincangan hangat di berbagai kalangan. Nah, materi yang akan kita bahas kali ini pun juga tentang virus, lho! Tepatnya yaitu tentang replikasi virus. Apa sih, replikasi virus itu? Replikasi virus adalah proses pembentukan dan perbanyakan komponen-komponen virus. Replikasi virus ini hanya bisa dilakukan oleh virus di dalam sel inang karena virus adalah partikel aseluler atau bukan sel. Artinya, virus tidak punya struktur metabolisme seperti yang dimiliki sel untuk membuat komponen tubuh virus, yaitu materi genetik dan selubung protein kapsid. Sel inang merupakan sel hidup yang ditumpangi virus. Sel inang dapat berupa organisme uniseluler bersel tunggal seperti bakteri dan protozoa, maupun multiseluler bersel banyak seperti jamur, tumbuhan, hewan, hingga manusia. Secara umum virus itu punya inang yang spesifik. Contohnya yaitu bakteriofag yang hanya menginfeksi bakteri E. coli dan TMV yang hanya menginfeksi tembakau. Namun, ada juga beberapa jenis virus yang memiliki inang bervariasi. Contohnya yaitu virus flu burung yang menginfeksi bangsa aves dan manusia. Selain itu, ada juga rabies yang menginfeksi mamalia seperti kucing, anjing, dan manusia. Meskipun demikian, virus tumbuhan tidak akan menginfeksi hewan, atau sebaliknya. Begitu pula virus penginfeksi bakteri, tidak akan menginfeksi tumbuhan maupun hewan. Baca juga Kenapa Sabun Bisa Membunuh Virus? Nah, replikasi virus yang umum dipelajari adalah pada bakteriofag yang bisa terjadi melalui siklus litik atau siklus lisogenik. Apa perbedaannya? Yuk, kita bahas satu per satu! Siklus Litik Siklus litik merupakan cara replikasi virus yang melibatkan proses penghancuran sel inang di akhir proses replikasi, sehingga sel inang akan pecah lisis dan mati. Siklus litik yang umum dipelajari adalah siklus litik pada bakteriofag T4, di mana terdiri atas lima tahap, yaitu tahap adsorpsi, tahap penetrasi, tahap sintesis, tahap perakitan, dan tahap lisis. 1. Tahap Adsorpsi Tahap adsorpsi merupakan tahap menempelnya virus pada sel inang. Adsorpsi terjadi karena virus dalam hal ini yaitu bakteriofag memiliki serabut ekor yang akan menempel pada bagian reseptor spesifik sel inang. Reseptor merupakan molekul khusus pada membran sel inang yang dapat dikenali oleh virus. 2. Tahap Penetrasi Pada tahap penetrasi, selubung ekor berkontraksi sehingga jarum penusuk di bagian ujungnya membentuk lubang yang menembus dinding sel dan membran sel bakteri. Selanjutnya, bakteriofag menginjeksikan materi genetiknya ke dalam sel bakteri. 3. Tahap Sintesis Tahap sintesis atau eklifase merupakan tahapan pembentukan komponen virus yaitu materi genetik dan protein. Tahap ini diawali dengan pembentukan protein atau enzim yang akan menghancurkan DNA sel bakteri, serta enzim yang digunakan untuk menggandakan DNA virus. Setelah DNA virus digandakan, selanjutnya dibentuk protein-protein penyusun kapsid, rakitan ekor serta lisozim enzim yang dibutuhkan di tahap lisis. 4. Tahap Perakitan Pada tahap ini terjadi perakitan partikel virus baru dari komponen-komponen yang dibuat di tahap sintesis. Kapsid, materi genetik, dan bagian ekor akan dirakit menjadi partikel bakteriofag T4 utuh. 5. Tahap Lisis Tahap ini merupakan tahap pecahnya sel inang. Bakteriofag akan menggunakan lisozim pada bagian ekornya untuk merusak dinding sel bakteri, sehingga menjadi lemah dan berlubang. Dinding sel bakteri yang lemah dan berlubang akan menyebabkan cairan dari luar sel bakteri masuk ke dalam sel, sehingga sel bakteri menggembung, pecah dan mati. Setelah sel bakteri pecah atau lisis, partikel bakteriofag baru akan keluar dan menginfeksi sel bakteri lain untuk kembali melakukan replikasi. Biasanya, dalam satu kali siklus litik, bakteriofag T4 memerlukan waktu kurang lebih 20 sampai 30 menit, dan akan dihasilkan 100-200 partikel virus baru yang siap menginfeksi sel inang baru. Siklus Lisogenik Siklus lisogenik merupakan mekanisme replikasi virus melalui penyisipan materi genetik virus pada materi genetik inang. Jadi siklus lisogenik tidak melibatkan proses penghancuran/kematian sel inang. Pada siklus ini, DNA dari virus akan bergabung dengan DNA sel bakteri membentuk profag. Kemudian saat sel bakteri yang mengandung profag membelah diri untuk bereproduksi, profag juga ikut digandakan, sehingga secara tidak langsung terjadi perbanyakan materi genetik virus. Contoh virus yang melakukan siklus lisogenik diantaranya adalah bakteriofag lambda atau fag lambda fag λ. Fag λ memiliki bentuk yang serupa dengan bakteriofag T4, namun serabut ekor fag λ lebih pendek. Replikasi virus secara lisogenik terdiri atas tahap adsorpsi, tahap penetrasi, tahap integrasi, dan tahap multiplikasi sel inang. 1. Tahap Adsorpsi Tahap adsorpsi merupakan tahap menempelnya virus pada sel inang. Adsorpsi terjadi karena virus dalam hal ini yaitu bakteriofag memiliki serabut ekor yang akan menempel pada bagian reseptor spesifik sel inang. Reseptor merupakan molekul khusus pada membran sel inang yang dapat dikenali oleh virus. 2. Tahap Penetrasi Pada tahap penetrasi, selubung ekor berkontraksi sehingga jarum penusuk di bagian ujungnya membentuk lubang yang menembus dinding sel dan membran sel bakteri. Selanjutnya, bakteriofag menginjeksikan materi genetiknya ke dalam sel bakteri. Tahap adsorpsi dan penetrasi mekanismenya sama dengan yang terjadi pada siklus litik, ya! Sedangkan untuk tahap integrasi dan multiplikasi sel inang akan dibahas pada penjelasan berikut. 3. Tahap Integrasi Tahap integrasi disebut juga sebagai tahap penggabungan. Setelah melalui tahap penetrasi, DNA virus yang telah diinjeksikan ke dalam sel bakteri, akan diintegrasikan atau digabungkan pada bagian tertentu dari materi genetik sel bakteri sehingga terbentuk profag prophage. Selama dalam kondisi profag, materi genetik virus akan dipertahankan dorman atau diam serta tidak akan diterjemahkan sehingga sel inang tidak akan sadar kalau materi genetiknya telah disisipi materi genetik virus. 4. Tahap Multiplikasi Sel Inang Selanjutnya, yaitu tahap multiplikasi sel bakteri melalui pembelahan sel. Jadi, sel bakteri akan menggandakan materi genetiknya melalui pembelahan sel. Hal ini menguntungkan bagi virus, sebab dengan proses ini materi genetik virus akan ikut tergandakan. Akibatnya, setiap sel anak yang dihasilkan dari pembelahan bakteri, juga mengandung profag, atau dengan kata lain terinfeksi juga oleh virus fag λ. Dalam kondisi tertentu, sel inang yang mengandung profag ini dapat melemah akibat berbagai faktor. Contohnya saat sel bakteri terpapar sinar UV, maka virus fag λ akan terlepas dari materi genetik bakteri dan akan memasuki siklus litik yang menyebabkan lisis pada sel bakteri. Nah, itu tadi materi tentang replikasi virus beserta penjelasan tahapan-tahapan prosesnya. Sudah paham, kan? Kalau kamu butuh materi biologi lainnya, langsung aja tonton videonya di aplikasi ruangbelajar! Referensi Irnaningtyas. 2016. Biologi untuk SMA/MA Kelas X Edisi Revisi 2016. Jakarta Penerbit Erlangga.

Berikutperbedaan keduanya: 1. Keadaan inang - Pada daur hidup litik diikuti dengan kematian inangnya pada akhir dari siklus sedangkan pada daur lisogenik inangnya tidak mati. 2. Kondisi inang (awal) - Pada daur litik bersifat non-virulen sedangkan pada daur lisogenik bersifat virulen. 3.

Bagaimana Kondisi Sel Inang Pada Saat Daur Litik Dan Lisogenik – Daur litik dan lisogenik adalah dua fase dalam siklus kehidupan virus. Saat daur litik, virus menggabungkan genomnya dengan genom sel inang, dan saat daur lisogenik, genom virus teraktivasi oleh sel inang dan menghasilkan partikel virus baru. Kondisi sel inang pada saat daur litik dan lisogenik sangat penting untuk memahami mekanisme replikasi virus. Pada daur litik, genom virus berikatan dengan genom sel inang. Sel inang yang dipilih harus memiliki kondisi yang tepat untuk memungkinkan replikasi virus. Sel inang harus memiliki kualitas DNA yang baik, dengan jumlah kromosom yang tepat dan struktur genom yang konsisten. Selain itu, sel inang harus memiliki sintesis protein yang aktif dan metabolisme yang efisien, sehingga genom virus dapat diaktivasi dan diintegrasikan dengan genom sel inang. Selain itu, sel inang juga harus memiliki kondisi yang tepat untuk menghasilkan partikel virus baru. Proses ini dikenal sebagai daur lisogenik. Sel inang harus memproduksi komponen-komponen yang diperlukan untuk membuat partikel virus baru, seperti protein, RNA, dan kapsid. Selain itu, sel inang juga harus memiliki mekanisme untuk mengaktifkan genom virus dan memproduksi partikel virus. Kondisi sel inang pada saat daur litik dan lisogenik sangat penting untuk menjamin replikasi virus yang berhasil. Sel inang harus memiliki kondisi yang tepat untuk mengaktifkan genom virus, mengintegrasikannya dengan genom sel inang, dan memproduksi partikel virus baru. Kondisi tersebut harus dipenuhi untuk memastikan replikasi virus berhasil. Tanpa persyaratan ini, replikasi virus akan gagal dan virus tidak akan dapat menyebar. Daftar Isi 1 Penjelasan Lengkap Bagaimana Kondisi Sel Inang Pada Saat Daur Litik Dan – Daur litik dan lisogenik adalah dua fase dalam siklus kehidupan – Sel inang harus memiliki kualitas DNA yang baik, dengan jumlah kromosom yang tepat dan struktur genom yang – Sel inang juga harus memiliki sintesis protein yang aktif dan metabolisme yang efisien untuk memungkinkan replikasi – Sel inang harus memproduksi komponen-komponen yang diperlukan untuk membuat partikel virus baru, seperti protein, RNA, dan – Sel inang juga harus memiliki mekanisme untuk mengaktifkan genom virus dan memproduksi partikel – Kondisi sel inang pada saat daur litik dan lisogenik sangat penting untuk menjamin replikasi virus yang berhasil. – Daur litik dan lisogenik adalah dua fase dalam siklus kehidupan virus. Daur litik dan lisogenik adalah dua fase dalam siklus kehidupan virus. Fase litik terjadi ketika virus menginfeksi sel inang. Pada fase ini, virus akan menggunakan mekanisme replikasi untuk menyebarkan genomnya ke sel inang, menghasilkan virus baru, dan menyebabkan kerusakan pada sel. Fase lisogenik terjadi ketika virus masuk ke sel inang dan mengintegrasikan genomnya ke dalam genom sel inang. Genom virus yang diintegrasikan dapat “tidur” untuk jangka waktu yang lama. Kondisi sel inang saat daur litik dan lisogenik dipengaruhi oleh virus yang menginfeksinya. Pada fase litik, sel inang akan mengalami perubahan morfologi dan fisiologi yang disebabkan oleh replikasi virus. Sel inang mungkin akan mengalami perubahan bentuk, perubahan dalam jumlah sel, dan juga mengalami kerusakan DNA. Selain itu, sel inang akan mengeluarkan berbagai jenis protein yang akan memfasilitasi replikasi virus. Selain itu, sel inang juga akan melepaskan berbagai jenis partikel virus yang akan membantu menyebarkan virus ke sel lain. Pada fase lisogenik, sel inang tidak akan mengalami banyak perubahan. Genom virus yang diintegrasikan akan “tidur” di dalam genom sel inang dan hanya akan aktif bila sel inang mengalami stres tertentu. Sel inang juga akan mengeluarkan berbagai jenis protein yang akan mengontrol aktivasi genom virus. Ketika sel inang mengalami stres tertentu, genom virus lisogenik akan mengalami replikasi dan menyebarkan virus baru ke sel lain. Kesimpulannya, virus akan mengubah sel inang pada fase litik dan lisogenik. Pada fase litik, virus akan memfasilitasi replikasi genomnya dan menyebabkan kerusakan pada sel inang. Pada fase lisogenik, genom virus dapat “tidur” di dalam sel inang dan hanya akan aktif bila sel inang mengalami stres tertentu. Namun, pada kedua fase tersebut, sel inang akan mengeluarkan berbagai jenis protein yang akan membantu mengontrol replikasi virus. – Sel inang harus memiliki kualitas DNA yang baik, dengan jumlah kromosom yang tepat dan struktur genom yang konsisten. Daur litik dan lisogenik adalah proses penting dalam replikasi virus. Dalam proses ini, virus menggunakan sel inang untuk menyebarkan genetiknya. Proses ini terjadi ketika virus berinteraksi dengan sel inang, menyebabkan perubahan genetik dalam sel. Proses ini juga dikenal sebagai proses kerusakan, yaitu ketika sel inang terpengaruh oleh virus dan perubahan struktur, jumlah, atau komposisi genetiknya. Sel inang harus memiliki kualitas DNA yang baik, dengan jumlah kromosom yang tepat dan struktur genom yang konsisten agar proses daur litik dan lisogenik berjalan dengan lancar. Kualitas DNA yang baik mencakup struktur molekul DNA yang konsisten, jumlah kromosom yang tepat, dan jumlah komponen genetik yang tepat. Jika kualitas DNA tidak baik, daur litik dan lisogenik tidak akan berhasil. Selain itu, sel inang harus memiliki komponen seluler yang tepat untuk memastikan bahwa proses replikasi virus berjalan lancar. Komponen seluler yang tepat meliputi komponen protein dan seluler inti yang tepat, seperti ribosom, polimerase, dan enzim lainnya. Komponen ini memainkan peran penting dalam proses replikasi virus, karena mereka membantu mengaktifkan genom virus dan mengatur pembagian genetik di antara sel inang dan virus. Selain itu, sel inang juga harus memiliki kondisi yang tepat agar proses replikasi virus berjalan lancar. Kondisi yang baik meliputi kelimpahan nutrisi, suhu yang tepat, dan kondisi oksigen yang tepat. Kondisi ini membantu mengatur proses replikasi virus dan memastikan bahwa virus memiliki cukup nutrisi untuk replikasi. Kesimpulannya, daur litik dan lisogenik adalah proses penting dalam replikasi virus, dan sel inang memainkan peran penting dalam proses ini. Sel inang harus memiliki kualitas DNA yang baik, dengan jumlah kromosom yang tepat dan struktur genom yang konsisten. Selain itu, sel inang juga harus memiliki komponen seluler yang tepat dan kondisi yang baik agar proses replikasi virus berjalan lancar. – Sel inang juga harus memiliki sintesis protein yang aktif dan metabolisme yang efisien untuk memungkinkan replikasi virus. Sel inang adalah suatu organisme yang memungkinkan replikasi virus. Tanpa sel inang, virus tidak dapat berkembang biak. Dalam kondisi sel inang, virus dapat menggunakan sintesis protein dan metabolisme sel inang untuk mereplikasi diri. Virus jenis DNA mendapatkan keuntungan dari sintesis protein sel inang, sebagai pengganti sintesis protein sendiri. Sel inang dapat berada dalam dua keadaan, yaitu daur litik atau lisogenik. Daur litik adalah keadaan sel inang saat virus memasuki sel dan memulai replikasi. Virus masuk ke dalam sel inang dan menggandakan dirinya menjadi beberapa kopi. Sel inang pada keadaan ini mengalami perubahan struktur dan fungsional. Daur litik ditandai dengan peningkatan aktivitas enzim, peningkatan produksi sintesis protein, dan perubahan jalur metabolisme sel inang. Sel inang juga harus memiliki sintesis protein yang aktif dan metabolisme yang efisien untuk memungkinkan replikasi virus. Bagian dari sintesis protein aktif ini adalah sintesis protein viral. Sintesis protein viral digunakan oleh virus untuk memproduksi komponen yang diperlukan untuk mereplikasi dirinya. Selain itu, sel inang juga harus memiliki jalur metabolisme yang efisien untuk mengkonsumsi bahan baku yang dibutuhkan oleh virus untuk replikasi. Lisogenik adalah keadaan sel inang saat virus masuk ke dalam sel inang, tetapi tidak memulai replikasi. Virus dapat menyebabkan sel inang mengalami perubahan struktur dan fungsional, tetapi ini tidak sebesar perubahan yang terjadi selama daur litik. Dalam keadaan lisogenik, aktivitas enzim dan sintesis protein di dalam sel inang tetap sama dengan sebelum virus masuk. Kesimpulannya, daur litik dan lisogenik adalah dua keadaan sel inang yang dapat dipengaruhi oleh virus. Dalam keadaan daur litik, sel inang mengalami perubahan struktur dan fungsional yang signifikan, yang memungkinkan replikasi virus. Selain itu, sel inang juga harus memiliki sintesis protein yang aktif dan metabolisme yang efisien untuk memungkinkan replikasi virus. Dalam keadaan lisogenik, sel inang tidak mengalami perubahan yang signifikan, sehingga tidak ada replikasi virus. – Sel inang harus memproduksi komponen-komponen yang diperlukan untuk membuat partikel virus baru, seperti protein, RNA, dan kapsid. Sel inang adalah organisme yang memungkinkan virus untuk berkembang. Daur litik dan lisogenik adalah dua tahapan dalam replikasi virus. Sel inang berperan dalam kedua tahapan ini. Sel inang harus memproduksi komponen-komponen yang diperlukan untuk membuat partikel virus baru, seperti protein, RNA, dan kapsid. Dalam daur litik, virus menggunakan enzimnya sendiri untuk memasuki sel inang dan menggunakan sintesis transkripsi untuk mengkopi genomnya dan memproduksi protein. Setelah itu, genom virus dan proteinnya akan diisolasi, diubah, dan dikemas kembali menjadi partikel virus baru. Sementara itu, dalam daur lisogenik virus menyisipkan genomnya ke dalam kromosom sel inang. Genom virus akan disembunyikan dalam kromosom sel inang hingga stimulus tertentu yang menyebabkan genom virus aktif. Pada saat ini, virus akan mulai mengkopi genomnya dan memproduksi protein. Selanjutnya, genom virus akan diisolasi, diubah, dan dikemas kembali menjadi partikel virus baru. Untuk menghasilkan partikel virus baru dalam kedua daur litik dan lisogenik, sel inang harus menghasilkan komponen-komponen tertentu yang diperlukan untuk membuat partikel virus baru. Komponen-komponen ini termasuk protein, RNA, dan kapsid. Protein virus berfungsi untuk mengatur aktivitas virus, sementara RNA virus mengandung informasi genetik. Kapsid adalah struktur luar yang melindungi genom virus. Komponen-komponen ini dibentuk melalui proses sintesis protein dan transkripsi dan diisolasi, diubah, dan dikemas kembali menjadi partikel virus. Selain itu, sel inang juga harus menghasilkan substrat untuk proses replikasi virus. Substrat ini termasuk zat makanan, oksigen, dan nutrisi lainnya yang diperlukan virus untuk berkembang. Tanpa substrat ini, virus tidak dapat melakukan replikasi. Sel inang juga harus menghasilkan enzim untuk memungkinkan virus untuk mengkopi genomnya dan memproduksi protein. Dalam kedua daur litik dan lisogenik, sel inang berperan penting dalam menghasilkan komponen-komponen yang diperlukan untuk membuat partikel virus baru. Selain itu, sel inang juga harus menghasilkan substrat dan enzim yang diperlukan untuk proses replikasi virus. Dengan demikian, sel inang memainkan peran penting dala menghasilkan partikel virus baru dalam daur litik dan lisogenik. – Sel inang juga harus memiliki mekanisme untuk mengaktifkan genom virus dan memproduksi partikel virus. Pada daur litik dan lisogenik, sel inang sangat penting untuk menyediakan lingkungan yang kondusif untuk replikasi virus. Sel inang juga harus memiliki mekanisme untuk mengaktifkan genom virus dan memproduksi partikel virus. Daur litik dimulai ketika virus berinteraksi dengan sel inang. Virus biasanya berinteraksi dengan sel inang melalui mekanisme yang disebut infeksi. Pada saat infeksi, virus memasuki sel inang dan melepaskan genomnya, yaitu DNA atau RNA, ke dalam cytoplasm sel inang. Sel inang kemudian mengaktifkan genom virus yang telah masuk dan memulai replikasi virus. Ketika genom virus telah berhasil masuk dan diaktifkan, sel inang akan mulai memproduksi komponen-komponen virus. Ini termasuk protein-protein yang diperlukan untuk membangun partikel virus. Setelah produksi komponen virus selesai, sel inang akan melakukan pengangkutan intraseluler dan mengatur komponen-komponen virus sehingga mereka membentuk partikel virus baru. Setelah partikel virus siap, mereka akan dilepaskan dari sel inang dan mencari untuk memasuki sel-sel lain. Proses ini disebut daur litik. Pada daur litik ini, virus berinteraksi dengan sel inang yang baru dan mengulangi infeksi, replikasi, dan produksi partikel virus. Daur lisogenik berbeda dari daur litik, tetapi proses yang dimulai dengan infeksi sel inang tetap sama. Pada daur lisogenik, genom virus tidak diaktifkan, tetapi menyatu dengan genom sel inang. Genom virus ini disebut lisogen. Lisogen dapat bertahan dalam sel inang selama berabad-abad, dan tidak akan menyebabkan replikasi virus atau produksi partikel virus. Namun, ketika kondisi memungkinkan, lisogen dapat mengaktifkan genom virus dan memulai produksi partikel virus. Proses ini disebut induksi lisogenik. Ketika genom virus diaktifkan, sel inang akan mulai memproduksi protein-protein yang diperlukan untuk membangun partikel virus. Setelah produksi komponen virus selesai, sel inang akan melakukan pengangkutan intraseluler dan mengatur komponen-komponen virus sehingga mereka membentuk partikel virus baru. Partikel virus baru ini kemudian akan dilepaskan dari sel inang dan mencari untuk memasuki sel-sel lain. Proses ini disebut daur lisogenik. Pada daur lisogenik ini, virus berinteraksi dengan sel inang yang baru dan mengulangi infeksi, replikasi, dan produksi partikel virus. Kesimpulannya, sel inang harus memiliki mekanisme untuk mengaktifkan genom virus dan memproduksi partikel virus, baik pada daur litik maupun lisogenik. Mekanisme ini penting untuk menyediakan lingkungan yang kondusif untuk replikasi virus. – Kondisi sel inang pada saat daur litik dan lisogenik sangat penting untuk menjamin replikasi virus yang berhasil. Kondisi sel inang pada saat daur litik dan lisogenik sangat penting untuk menjamin replikasi virus yang berhasil. Daur litik dan lisogenik adalah dua tahap dalam replikasi virus yang berbeda. Pada daur litik, virus menggunakan komponen-komponennya untuk menginfeksi sel inang dan mengaktifkan gen-gennya. Pada saat ini, virus memiliki kontrol atas sel inang. Sel inang harus menyediakan nutrisi yang diperlukan untuk replikasi virus dan memastikan bahwa semua komponen yang diperlukan untuk replikasi tersedia. Untuk daur litik, kondisi sel inang yang diperlukan antara lain sel yang masih hidup, sel yang berkembang biak dengan cepat, dan sel yang tidak terlalu terganggu oleh sistem kekebalan tubuh. Sel-sel ini harus memiliki kondisi yang dapat didukung untuk replikasi virus. Kondisi ini termasuk suhu, pH, ketersediaan nutrisi, dan cahaya. Sel inang yang tidak menyediakan kondisi yang tepat akan menghalangi replikasi virus. Kondisi sel inang saat lisogenik juga penting untuk menjamin replikasi virus yang berhasil. Pada daur lisogenik, virus memasukkan gen-gennya ke dalam sel inang dan mengintegrasikannya ke dalam genom sel inang. Sel inang harus menyediakan lingkungan yang aman untuk integrasi gen virus dan menjaga gen-gen virus dari gangguan luar. Sel inang harus dapat mengatur jalannya replikasi gen virus, memastikan bahwa gen-gen virus hanya diaktifkan di kondisi yang tepat, dan menetapkan jalur sinyal untuk mengontrol aktivitas gen virus. Dalam kedua daur litik dan lisogenik, sel inang harus menyediakan kondisi yang tepat dan aman untuk virus. Ini termasuk mencegah sel mati, menjaga ketersediaan nutrisi, dan memastikan bahwa sistem kekebalan tubuh tidak terganggu. Kondisi ini juga harus dipertahankan selama replikasi virus. Kondisi sel inang yang tepat adalah salah satu faktor yang memungkinkan virus untuk berhasil mereplikasi. Tanpa kondisi yang tepat, replikasi virus tidak akan berhasil dan virus akan mengalami kegagalan.

Halini tentunya menjadi perbedaan siklus litik dan lisogenik yang mendaur ulang virus yang ada. Apabila sel inang berkembangbiak, maka genetik virus akan mewariskan kepada sel yang dihasilkan. Virus ini juga bisa melakukan daur lisogenik ketika mampu untuk aktif dan juga akan melakukan siklus litik. Hal tersebut bisa terjadi lantaran dipicu Hampir semua orang pernah terjangkit virus, mungkin kamu juga salah satunya? Secara sederhana, virus adalah penyebab dan penular penyakit, seperti cacar dan influenza. Pasti RG Squad pernah mengalaminya kan? Nah, kira-kira bagaimana proses reproduksi virus ya? Secara garis besar, virus meyebar melalui dua daur, yaitu daur litik siklus litik dan daur lisogenik siklus lisogenik. Pada artikel kali ini, RG Squad dapat lebih memahami salah satu daur penyebaran virus. Yuk, simak baik-baik bagaimana virus menular melalui siklus litik! Daur litik siklus litik Daur litik adalah siklus reproduksi atau replikasi genom virus, yang pada akhirnya akan menyebabkan kematian bagi sel inang tempat virus hidup. Virus hanya dapat melakukan replikasi pada siklus ini atau dengan kata lain disebut dengan virus virulen. Pada daur litik terdiri dari lima tahap sebagai berikut a. Tahap Absorbsi Pada tahap ini, bagian ujung ekor virus reseptor menempel pada dinding sel bakteri. Proses penempelan ini hanya terjadi pada virus tertentu. Jadi, dengan kata lain proses penempelan virus bersifat sangat khas. Setelah menempel, virus akan segera mengeluarkan enzim lisozim untuk melubangi dinding sel inang. b. Tahap Penetrasi Pada tahap ini, DNA/RNA virus masuk ke dalam sel inang melalui penambatan lempeng ujung, kontraksi, dan penusukan pasak. Bagian tubuh virus yang masuk ke dalam sel inang hanyalah asam nukleat. Sedangkan, bagian kapsid tetap berada di luar dinding sel dan akan terlepas dengan sendirinya setelah tidak berguna lagi. c. Tahap Sintesis/Replikasi/Eklifase Proses yang terjadi pada tahap ini adalah penghancuran DNA sel inang, sehingga membuat sintesis DNA bakteri berhenti bekerja. Setelah proses ini berhasil, DNA bakteri kemudian digantikan oleh DNA/RNA virus, sehingga virus mampu mengendalikan secara utuh kehidupan dari sel bakteri. Hal ini bertujuan untuk membuat salinan asam nukleat virus DNA/RNA yang kemudian membentuk berbagai komponen tubuh virus seperti ekor dan kapsid. d. Tahap Perakitan Setelah melalui tahap ketiga, tahap selanjutnya merupakan perakitan tubuh virus yang masih terpisah-pisah, seperti kepala, ekor, dan serabut ekor, menjadi virus yang utuh. Selain itu, kapsid utuh yang terbentuk juga kemudian diisi oleh DNA/RNA sehingga proses reproduksi berhasil menciptakan virus baru. Pada fase ini, virus yang dihasilkan bisa mencapai 100-200 buah, lho. e. Tahap Lisis/ Litik Pada tahap ini, kerja enzim lisozim tidak hanya untuk melubangi dinding sel inang saja tetapi juga membuat dinding sel mengalami perpecahan di akhir fase reproduksi virus. Pecahnya dinding sel kemudian diikuti oleh pelepasan virus-virus baru yang telah siap melakukan replikasi ulang dengan menemukan sel inang baru. Mudah bukan, memahami proses perkembangan virus dalam siklus litik? Jika kamu ingin belajar lebih lanjut, di Brain Academy Online kamu bisa dapat modul belajar lengkap dengan konten yang menarik lho! LijK.
  • i2ytod38c3.pages.dev/62
  • i2ytod38c3.pages.dev/250
  • i2ytod38c3.pages.dev/69
  • i2ytod38c3.pages.dev/2
  • i2ytod38c3.pages.dev/397
  • i2ytod38c3.pages.dev/205
  • i2ytod38c3.pages.dev/80
  • i2ytod38c3.pages.dev/257
  • i2ytod38c3.pages.dev/271
  • bagaimana kondisi sel inang pada saat daur litik dan lisogenik